Sunday, September 16, 2012

Antariksawan?

Antariksawan 


Antariksawan (lazim disebut astronot) adalah sebutan bagi orang yang telah menjalani latihan dalam program penerbangan antariksa manusia untuk memimpin, menerbangkan pesawat, atau menjadi awak pesawat antariksa. Istilah "astronot" juga kadang digunakan untuk merujuk secara spesifik kepada antariksawan yang berasal dari Amerika Serikat atau negara sahabat, berbeda dengan seorang kosmonot yang berasal dari Uni Soviet/Rusia. Kosmonot pertama adalah Yuri Gagarin. Semenjak tahun 2003 dikenal pula istilahtaikonot (meski bukan istilah resmi pemerintah Tiongkok), antariksawan dariTiongkok. Taikonot pertama adalah Yang Liwei.

Antariksawan-antariksawan pertama, baik di AS maupun Uni Soviet, biasanya merupakan pilot pesawat tempur - umumnya pilot-pilot penguji - dengan latar belakang militer. Antariksawan militer biasanya menerima tanda kualifikasi khusus, dikenal di AS dengan nama Astronaut Badge setelah menyelesaikan latihan dan mengikuti penerbangan ke luar angkasa.

Lebih dari 32 negara sudah pernah mengirimkan antariksawannya ke luar angkasa. Hingga kini (April 2007), sembilan belas antariksawan telah tewas dalam misi perjalanannya, dan setidaknya sepuluh antariksawan telah meninggal dalam kecelakaan latihan di darat.

Antariksawan internasional
Hingga akhir 1970-an hanya orang-orang Amerika dan Soviet yang merupakan antariksawan aktif. Pada 1976 pihak Soviet memulai program Intercosmos dengan sebuah kelompok yang terdiri dari 6 antariksawan dari negara-negara sosialis lainnya, diikuti kelompok kedua yang berlatih pada 1978. Pada sekitar waktu yang hampir sama pada 1978 Badan Luar Angkasa Eropa memilih 4 antariksawan untuk berlatih untuk misi Spacelab pertama mereka di pesawat ulang alik NASA. Pada 1980 Perancis memulai pemilihan antariksawan mereka (mereka dipanggil "spasionot"), diikuti oleh Jerman pada 1982, Kanada pada 1983, Jepang pada 1985, Italia pada 1988 dan Malaysia pada 2007.

Peristiwa 


Edwin Aldrin pada saat menginjakkan kaki di bulan pada tanggal 21 Juli 1969 (WIB) pada misi Apollo 11
Manusia pertama yang ke luar angkasa ialah Yuri Gagarin pada 12 April 1961 menggunakanVostok 1. Wanita pertama yang ke luar angkasa ialah Valentina Tereshkova pada Juni 1963menaiki Vostok 6 berkebangsaan Rusia.

Alan Shepard menjadi orang Amerika dan pemimpin astrnot ke luar angkasa pada 5 Mei1961. Wanita Amerika pertama ke luar angkasa ialah Sally Ride yang menaiki pesawat luar angkasa Chalenger misi STS-7 pada 18 Juni 1983.

Misi pertama yang pergi ke orbit bulan ialah Apollo 8 yang dipandu oleh William Anders. Dia lahir di Hong Kong dan menjadi orang Asia pertama menjadi antariksawan pada 15 Oktober2003. Yang Liwei menjadi rakyat China pertama menjadi antariksawan menggunakan pesawat Shenzhou 5.

Russia melaksanakan program Intercosmos telah membenarkan banyak orang-orang dari negara-negara sosialis pergi ke luar angkasa. Contohnya Vladimir Remek menjadi orangCzech pertama ke luar angkasa menjalankan roket Russia, Soyuz. Pada 23 Julai 1980,Pham Tuan menjadi orang Vietnam pertama menjadi orang Asia Tenggara ke luar angkasa menggunakan Soyuz 37. Pada 1980, rakyat Kuba bernama Arnaldo Tamayo Méndezmenjadi orang keturunan Afrika pertama ke luar angkasa. Sedangkan kelahiran Afrika pertama yang ke luar angkasa ialah Patrick Baudry. (Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Astronot)

Tidak hanya Edwin Aldrin, Neil Amstrong juga merupakan orang pertama yang menginjakkan kaki di bulan


Resiko Menjadi Astronout
Tahun 1988 hingga 1999 ada enam astronot yang tinggal dan bekerja di ruang angkasa. Mereka tinggal di stasiun ruang angkasa Rusia, MIR.

Sekarang laporan kesehatan mereka baru dirilis karena para astronot meminta penundaan sepuluh tahun sebelum publik tahu. Dan sekarang kita tahu masalahnya, apa akibat nyata dari hidup di luar angkasa.

Sebelum ke luar angkasa, para astronot tentunya mengikuti tes kesehatan. Tes ini penting untuk memeriksa bagaimana kondisi sebelum, selama dan sesudah misi antariksa. Hanya orang yang super sehat yang boleh menjadi astronot. Berikut apa saja hasil tes kesehatan mereka selama dalam misi.

Selama tujuh misi yang berlangsung dari 14 hingga 189 hari, hanya ada sedikit masalah kesehatan yang dialami para astronot. Itu selama di luar angkasa. Biasalah, seperti yang kita rasakan, sakit kepala, insomnia atau sembelit. Masalah biasa dan sebelum berangkat mereka sudah dibekali segala jenis obat.



Sekarang mereka pulang. Bagaimana kesehatan mereka saat hidup kembali di bumi?

Bahkan walaupun saat berangkat para astronot adalah orang yang super sehat, saat pulang? Well, tubuh mereka sudah beradaptasi dengan kondisi tanpa berat. Di ruang angkasa pengaruh gravitasi bumi begitu kecil sehingga praktis mereka tidak bermasalah dengan berat. Saat mereka pulang, sistem tubuh mereka mengalami kejutan. Shock!

Jantung sudah beradaptasi dengan gravitasi rendah, ia tidak bekerja keras untuk memompa darah ke kepala. Akibatnya tingkat hemoglobin dan tekanan darah mereka rendah. Dan begitu keluar dari kapal untuk menginjakkan kaki di bumi mereka bisa kesulitan berdiri. Kalaupun berdiri mereka akan sempoyongan dan bahkan pingsan.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak gravitasi mikro pada tulang dan otot. Secara normal mereka menopang berat tubuh. Di ruang angkasa, mereka cenderung meluruh karena tidak ada beban tanggungan. Untuk mencegahnya, astronot harus latihan di treadmills dan sepeda statis saat di ruang angkasa. Walaupun begitu, tetap saja mereka kehilangan sekitar 2 persen massa tulangnya setiap bulan!

Logo misi Apollo
Hal yang sama juga dirasakan oleh astronot dari ISS. Otot mereka memiliki kekuatan 30% hingga 40% di bawah kekuatan otot normal. Setara dengan kakek-kakek berusia 80 tahun!

Ini mengapa kita sampai sekarang belum mengirim orang ke Mars. Ke Bulan sih bisa, misi Apollo 11 (http://www.faktailmiah.com/2010/08/30/neil-armstrong-pernah-mendarat-di-bulan.html) misalnya, hanya memakan waktu 8 hari pulang pergi (termasuk 21 jam 36 menit di permukaan bulan). Ingat gravitasi bulan hanya seperenam bumi. Tapi kalau ke Mars, dengan teknologi sekarang waktu perginya saja perlu 9 bulan. Katakanlah ia sehari saja di Mars, pulang lagi perlu 9 bulan, jadinya 1 tahun setengah. Tapi mereka mungkin akan lama di Mars. Masalahnya, bahkan saat berada dalam gravitasi Mars, yang 38% bumi, (2.2 kali lipat bulan) para astronot akan terlalu lemah untuk bekerja dan bisa pingsan dan patah tulang.

Gimana orang biasa mau pergi ke planet lain coba, kalau astronot saja jadi bakal seperti kakek-kakek gitu kekuatannya? Ada teknik sih disarankan para ilmuan. Mulai dari penggunaan pemutar sentrifugal raksasa untuk meniru efek gravitasi hingga pengembangan sebuah pil yang dapat memblokade lenyapnya massa tulang dan otot. Tapi ada juga yang bilang, kalau gitu olahraga saja yang lebih keras lagi. Dan satu lagi masalah bagi astronot, mereka cenderung kehilangan nafsu makan. Bayangkan saja, tiap hari makanannya hanya pasta doang. Yup, makanan astronot hanya berbentuk odol. Walaupun rasanya macem-macem. Hal ini agar dapat dicerna tubuh. Seperti orang yang gak punya gigi gitu, tapi masih mending ga punya gigi, masih bisa makan nasi biarpun hanya ditelan. Usus astronot tidak bakal mampu mencerna nasi. Makan pasta terus tentu membuat selera makan lenyap dan ini juga yang membuat mereka tambah lemah. Saat ini para ilmuan sedang mengembangkan makanan pasta yang super kaya dengan protein untuk astronot, jadi biarpun hanya makan sedikit, kebutuhan gizi untuk regenerasi otot mereka mereka mencukupi.

Ini juga mengapa menjadi astronot bukanlah hal yang gampang. Proses seleksinya gila-gilaan. Saat seleksi astronot untuk stasiun ruang angkasa MIR tahun 1988 hingga 1999, ada 1065 kandidat dari seluruh Eropa. Kandidat ini bukan kepengen sendiri loh, tapi dicalonkan oleh masing-masing pihak yang terlibat. Dari 1065 orang ini, akan diseleksi 13 orang saja. Cara seleksinya? Sebagian besar gugur saat tes akademik dan profesional serta sejumlah besar tes kesehatan. Kedengarannya biasa saja, tapi itu baru tes pertama dan disini sudah gugur 793 orang.

Kandidat yang tersisa diuji lagi kesehatan fisik dan jiwanya. Pandangan dan pendengaran harus tajam dan ukuran tubuhnya harus pas dengan kapsul Soyuz yang sempit dan akan mengantarkan mereka ke Mir. Mereka harus tahan dalam kondisi terbalik sambil diputar dengan kecepatan 30 putaran per menit. Yang mabok? Out!

Bumi dilihat dari bulan
Kandidat lalu diletakkan dalam mesin pemutar sentrifugal dan diputar hingga 8 kali kekuatan gravitasi bumi selama 30 detik. Pingsan? Out!

Sisanya disuruh duduk di sebuah kamar yang kondisinya sama dengan berada pada ketinggian 10 ribu meter. Lalu kamar mesin ini dikondisikan seperti membawa orang ke permukaan bumi hanya dalam waktu 30 detik! Itu artinya sama dengan naik kendaraan berkecepatan 1200 km/jam. Pingsan? Out!

Sisanya disuruh lari sesuai dengan usianya. Kalau usianya 40 tahun, ia harus lari 1 kilometer dalam waktu maksimal 4 menit 10 detik, dan harus lari cepat (sprint) menempuh 100 meter dengan waktu maksimal 16.8 detik. Gak mampu? Out!

Di final mereka akan di wawancarai oleh para manajer antariksa Eropa. Dan disinilah mereka akan ditentukan siapa pemenangnya.

Setelah terpilih, mereka belum tentu pasti berangkat. Mereka harus ikut program latihan dasar. Setelah program selesai, mereka dikirim ke fasilitas Star City di dekat Moscow. Disini mereka harus ikut program latihan khusus misi. Calon astronot tinggal di fasilitas selama berbulan-bulan dan mengikuti berbagai pemeriksaan kesehatan. Dan akhirnya, dua atau tiga minggu sebelum hari peluncuran, mereka dikarantina total untuk menghindari infeksi apapun. Barulah pada hari H mereka nongol, berpakaian keren dan siap berangkat ke luar angkasa dan mengabdikan diri bagi sains dan negara dengan resiko mendadak jadi kakek-kakek berusia 80 tahun.(Sumber:http://www.faktailmiah.com/2010/09/03/resiko-seorang-astronot.html)

Cara-cara Aneh NASA Melatih Astronout
NASA terkenal memiliki cara-cara aneh dalam melatih para astronotnya. Berikut cara-cara aneh yang kerap dipakai Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) itu.

Berdasar gambar rilis badan antariksa itu, kilasan unik program pelatihan NASA memang mencengangkan namun juga jenaka. Di antara semua foto yang menggambarkan astronot menyiapkan diri untuk berjalan di luar angkasa, mengarungi kolam renang menjadi salah satunya.

Tampak seperti ditulis Dailymail, ilmuwan mengenakan baju ikonik 1960-an dengan topi fedora dikelilingi air yang menjadi simulasi kondisi gravitasi bulan. Nyatanya, air menjadi tema konsisten untuk program ini.



Foto sejak 1995 ini menunjukkan, seorang astronot mengambang di atas kapal oranye yang dirancang khusus.

Salah satu foto menarik dari program mencengangkan NASA menunjukkan, astronot yang menyeringai melakukan latihan di rimba gurun dengan memakai hiasan kepala bergaya Arab.

Foto lain menunjukkan astronot sedang menggunakan baju luar angkasa lengkap di panas Nevada sembari menguji kendaraan bulan.

Elemen yang membuat foto 1972 ini menakjubkan adalah terdapat pria yang mengenakan baju lengan pendek dengan latar gedung. Foto-foto ini memang berasal dari masa lampau, namun akan memberi inspirasi pada generasi penjelajah berikutnya.


No comments:

Post a Comment