Thursday, July 26, 2012

Merkurius (Planet Terkecil)


Merkurius adalah planet terkecil di dalam tata surya dan juga yang terdekat dengan Matahari dengan kala revolusi 88 hari dan kala rotasi 59 hari. Kecerahan planet ini berkisar di antara -2 sampai 5,5 dalam magnitudo tampak namun tidak mudah terlihat karena sudut pandangnya dengan Matahari kecil (dengan rentangan paling jauh sebesar 28,3 derajat. Merkurius hanya bisa terlihat pada saat subuh atau maghrib. Tidak begitu banyak yang diketahui tentang Merkurius karena hanya satu pesawat antariksa yang pernah mendekatinya yaitu Mariner 10 pada tahun 1974 sampai 1975. Mariner 10 hanya berhasil memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari permukaan planet.


Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak mempunyaisatelit alami serta atmosfer. Merkurius mempunyai inti besi yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90 sampai 700 Kelvin (-180 sampai 430 derajat Celcius).

Pengamatan tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari zaman orang Sumeriapada milenium ke tiga sebelum masehi. Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama salah satu dari dewa mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu pada mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius adalah abstraksi dari kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap di atas caduceus. Orang Yunani pada zaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan Hermaon karena sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka mengira bahwa Merkurius itu adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak pada saat Matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada saat Matahari terbenam. Di India, Merkurius dinamai Budha, anak dari Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan "bintang air". Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah, "bintang dari yang panas" ("yang panas" maksudnya Matahari). Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan. Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih padat) daripada satelit Yupiter, Ganymede dan satelit Saturnus, Titan.

Struktur Dalam
Dengan diameter sebesar 4879 km di katulistiwa, Merkurius adalah planet terkecil dari empat planet kebumian di Tata Surya. Merkurius terdiri dari 70% logam dan 30%silikat serta mempunyai kepadatan sebesar 5,43 g/cm3 hanya sedikit dibawah kepadatan Bumi. Namun apabila efek dari tekanan gravitasi tidak dihitung maka Merkurius lebih padat dari Bumi dengan kepadatan tak terkompres dari Merkurius 5,3 g/cm3 dan Bumi hanya 4,4 g/cm3.

Kepadatan Merkurius digunakan untuk menduga struktur dalamnya. Kepadatan Bumi yang tinggi tercipta karena tekanan gravitasi, terutamanya di bagian inti. Merkurius namun jauh lebih kecil dan bagian dalamnya tidak terdapat seperti bumi sehingga kepadatannya yang tinggi diduga karena planet tersebut mempunyai inti yang besar dan kaya akan besi. Para ahli bumi menaksir bahwa inti Merkurius menempati 42 % dari volumenya (inti Bumi hanya menempati 17% dari volume Bumi). Menurut riset terbaru, kemungkinan besar inti Merkurius adalah cair.

Mantel setebal 600 km menyelimuti inti Merkurius dan kerak dari Merkurius diduga setebal 100 sampai 200 km. Permukaan merkurius mempunyai banyak perbukitan yang kurus, beberapa mencapai ratusan kilometer panjangnya. Diduga perbukitan ini terbentuk karena inti dan mantel Merkurius mendingin dan menciut pada saat kerak sudah membatu.

Merkurius mengandung besi lebih banyak dari planet lainnya di tata surya dan beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskannya. Teori yang paling luas diterima adalah bahwa Merkurius pada awalnya mempunyai perbandingan logam-silikat mirip dengan meteor Kondrit umumnya dan mempunyai massa sekitar 2,25 kali massanya yang sekarang. Namun pada awal sejarah tata surya, merkurius tertabrak oleh sebuah planetesimal berukuran sekitar seperenam dari massanya. Benturan tersebut telah melepaskan sebagian besar dari kerak dan mantel asli Merkurius dan meninggalkan intinya. Proses yang sama juga telah diajukan untuk menjelaskan penciptaan dari Bulan.


Teori yang lain menyatakan bahwa Merkurius mungkin telah terbentuk dari nebula Matahari sebelum energi keluaran Matahari telah stabil. Merkurius pada awalnya mempunyai dua kali dari massanya yang sekarang, namun dengan mengambangnya protomatahari, suhu di sekitar merkurius dapat mencapai sekitar 2500 sampai 3500 Kelvin dan mungkin mencapai 10000 Kelvin. Sebagian besar permukaan Merkurius akan menguap pada temperatur seperti itu, membuat sebuah atmosfer "uap batu" yang mungkin tertiup oleh angin surya 

Sumber

Teori yang paling luas diterima, adalah bahwa Merkuri pada awalnya mempunyai perbandingan logam-silikat mirip dengan meteor Kondrit umumnya, mempunyai massa sekitar 2,25 kali massanya yang sekarang. Namun, pada awal sejarah tata surya, merkurius tertabrak oleh sebuah planetesimal berukuran sekitar seperenam dari massanya. Benturan tersebut telah melepaskan sebagian besar dari kerak dan mantel asli Merkurius, dan meninggalkan intinya. Proses yang sama juga telah diajukan untuk menjelaskan penciptaan dari Bulan.

Teori ketiga mengajukan bahwa mengakibatkan tarikan pada partikel yang darinya Merkurius akan terbentuk sehingga partikel yang lebih ringan hilang dari materi pengimbuhan. Masing-masing dari teori ini memprediksikan susunan permukaan yang berbeda. Dua misi antariksa di masa datang, MESSENGER dan BepiColombo akan menguji teori-teori ini 


Sumber

Bagian Luar


Merkurius merupakan planet yg tandus. Permukaanya berbatu-batu dan terdapat banyak kawah. Kaloris merupakan kawah terbesar di planet ini. Garis tengah Kaloris sekitar 1.300 Km.

Atmosfer merkurius terdiri dari uap natrium dan kalium yg sangat tipis, sehingga kadang-kadang planet ini di anggap tidak mempunyai atmosfer. Akibatnya tidak ada udara yg menyerap panas Matahari.

Cincin Planet


Merkurius tidak memiliki, karena planet ini terdapat di bagian planet dalam pada tata surya. Yang memiliki cincin adalah planet bagian luar, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Ciri-Ciri 



Ciri-ciri umum Planet Merkurius adalah, sbb :

1. Nama Planet : Merkurius2. Kala Rotasi : 59,0 Hari
3. Kala Revolusi : 88,0 Hari
4. Atmosfer : Uap Natrium, Kalium Yang Tipis
5. Satelit Alam : Tidak ada
6. Jarak Ke Matahari : 57,9 Juta Km
7. Diameter Planet : 4,879 Km
8. Warna Planet : Hitam Keputih-Putihan
9. Lambang Astronomis : 


.





Pengertian Planet

Apa itu planet? berdasarkan kamus, planet adalah obyek langit yang bersinar karena memantulkan cahaya dari bintang dan bergerak mengelilingi bintang. Bagi masyarakat awam, planet adalah anggota tata surya yang bergerak mengitari matahari.

Bagi para pengamat langit, planet merupakan obyek langit yang tidak berkelap kelip seperti bintang karena planet tidak dapat menghasilkan cahaya. Namun bagi para peneliti, definisi planet tidak semudah itu. Hasil pengamatan selama bertahun-tahun yang disertai berbagai teori memberikan berbagai definisi tentang planet. Sebagian kutipan definisi planet tersebut sebagai berikut :

Geoffry W Marcy:
Planet adalah obyek yang memiliki massa antara yang dipunyai Pluto dan ambang pembakaran deutrium dan yang terbentuk dalam orbit di sekeliling obyek yang dapat membangkitkan energi melalui reaksi nuklir.
G H A Cole:
planet adalah sebuah benda dingin
Gibor Basri:
planet adalah non fusor yang sferis yang lahir dalam orbit disekeliling suatu fusor.
Alan Stern & Hal Levinson:
planet adalah benda keplanetan yang terikat dalam orbit sekeliling sistem multi bintang dan bintang tunggal.
Mike Brown
planet adalah obyek dalam tata surya yang lebih masif dari total massa obyek lainnya dalam orbit yang berdekatan atau sama.

Planet sendiri berasal dari kata Yunani “wanderer” atau “pengelana” yang merupakan obyek langit dingin, dan tidak menghasilkan energi. Planet hanya dapat memantulkan cahaya bergantung pada besar albedonya. Sebagai benda dingin, planet tidak memiliki sumber energi panas yang signifikan didalamnya dan tidak dipengaruhi oleh temperatur. Bila pada katai coklat dan bintang proses termonuklir menyuplai energi panas internal, pada planet energi panas diperoleh dari luar dirinya misalnya dari bintang induk. Selain itu kondisi interior planet, tidak cukup memadai untuk menyebabkan ionisasi atom-atom pembentuknya.

Problema Ukuran Sebuah Planet
Keberadaan Pluto sebagai planet semakin hari semakin terancam, bahkan seharusnya sejak awal Pluto tidak ditempatkan sebagai planet. Ukuran Pluto yang kecil bahkan kurang dari setengah kali ukuran planet lainnya, dengan orbit yang berbeda dari planet lainnya menyebabkan sebagian astronom menempatkannya sebagai bagian dari Sabuk Kuipert. Sabuk Kuipert diketahui keberadaannya pada tahun 1982 dengan anggota batu-batuan yang beku.

Menurut Michael A’Hearn, astronom dari University of Maryland dan mantan presiden divisi IAU’s Planetary Systems Sciences, “seandainya saja saat Pluto ditemukan (thn 1930), kita telah mengetahui adanya sabuk Kuipert, maka ia akan menjadi obyek raksasa Sabuk Kuipert”.

Pada awal tahun 1999, terjadi perdebatan di kalangan IAU saat Pluto diberikan dua status sebagai planet dan sebagai obyek trans-neptunian, mengacu pada lokasinya yang jauh. Namun status ini kemudian dibatalkan dan sampai saat ini kita masih mengenal Pluto sebagai salah satu planet dalam tata surya.

Dengan menggunakan perhitungan batas massa dari G.H.A. Cole berdasarkan komposisi pembentukannya, maka Pluto masih dapat dikategorikan sebagai planet. Demikian juga halnya dengan Varuna, Quouar, Ceres dan Sedna. Namun bagi mereka yang menganggap Pluto bukanlah planet, maka Sedna akan tetap dikenal sebagai planetoid.
Sistem Tata Surya berdasarkan klasifikasi baru. Kredit : IAU
Resolusi IAU 2006
Tahun 2005, Mike Brown dan timnya menemukan sebuah obyek yang lebih besar dari Pluto di area Sabuk Kuiper atau juga dikenal sebagai obyek trans-Neptunian. Keberadaan benda kecil yang awalnya dikenal sebagai 2003 UB313 menjadi pemicu perdebatan definisi planet. Pertanyaanya, dengan ukuran lebih besar dari Pluto, akankah 2003 UB313 atau yang sempat dinamai Xena ini akan menjadi planet ke-10?

Jika obyek yang kemudian resmi dinamai Eris ini menjadi planet ke-10, tentu akan ada sederetan benda-benda berukuran serupa di Sabuk Kuiper yang juga harus diperhitungkan sebagai planet. Maka, pada tahun 2006, dalam General Assembly IAU yang ke-26 di Praha, ditetapkanlah resolusi baru mengenai definisi planet :
Memiliki orbit yang mengitari Matahari / bintang
Memiliki massa yang besar agar gravitasinya cukup besar untuk mempertahankan bentuk bola
Mampu membersihkan area sekeliling orbitnya dari benda-benda kecil.

Terkait syarat ke-3, menurut Hal Levison, ada dua cara planet membersihkan populasi benda kecil disekelilingnya :
Planet bisa mengakresi benda-benda kecil tersebut
Planet tersebut secara gravitasional melontarkan benda-benda kecil disekelilingnya keluar dari Tata Surya.

Resolusi IAU tersebut menghasilkan 3 kategori utama dalam Tata Surya :
Planet : 8 obyek dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
Planet Katai : Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, Eris dan obyek bundar lainnya yang belum menyapu bersih lingkungan disekitar orbitnya, dan bukan merupakan satelit
Benda Kecil di Tata Surya : semua obyek lain yang mengorbit Matahari.

Pada tahun 2008, IAU menetapkan nama Plutoid bagi obyek planet kerdil yang berada di luar orbit Neptunus atau yang juga dikenal sebagai trans Neptunian object. Plutoid merupakan benda langit yang mengorbit Matahari pada jarak lebih besar dari jarak Neptunus. Mereka memiliki massa yang cukup agar gaya gravitasi dapat mempertahankan bentuk bola. Kriteria lainnya adalah area di sekeliling orbit plutoid masih belum bersih dari obyek-obyek lainnya.


Sumber

Kenali Tata Surya Kita

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar.Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain

Gambaran umum Tata Surya (Ukuran planet digambarkan sesuai skala, sedangkan jaraknya tidak): Matahari, Merkurius, Venus, Bumi,Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea,Makemake dan Eris.

ASAL USUL
Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, beberapa di antaranya adalah:

Hipotesis Nebula

Pierre Simon Laplace
Pendukung Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.


Hipotesis Planetisimal
Gerald Kuiper
Pendukung Hipotesis Planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlindan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama proses internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagaiprotoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.





Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut olehgaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.

Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper(1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.

Sumber